BAHASA DAN PETA BAHASA DI INDONESIA

Penerbit: Pusat  Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional                            Tahun terbit: 2008                                                                                    Tebal: xvii + 188 Halaman

          Buku ini merupakan edisi pertama hasil penelitian "Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa di Indonesia" yang dicapai sampai tahun 2008 yang pelaksanaan awalnya dimulai tahun 1992. Penelitian yang merupakan Program Unggulan Badan Bahasa inii telah melibatkan pakar-pakar bahasa dari berbagai perguruan tinggi, di antaranya: Prof. Dr. Gorys Keraf (Alm: UI), Prof. Dr. Ayatrohaedi (Alm: UI), Prof. Dr. Multamia R.M.T. Lauder (UI), Prof. Dr. Kisyani Laksono, M.Hum. (Unesa, Surabaya), Prof. Dr. Nadra, M. Hum. (Univ. Andalas, Padang), Dr. Inyo Yos Fernandez UGM), Prof. Dr. Mahsun, M.S.  (Universitas Mataram), serta pakar dari Balai/Kantor Bahasa, Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta pakar pemetaan dari Unesa, dari Bakosurtanal, dan dari ITB. Oleh karena penelitian ini terus berlangsung, terutama menyelesaikan pengambilan dan analisis data di wilayah Papua dan Maluku, maka pada tahun mendatang, terutama saat momen Kongres Bahasa Nasional 2013, akan dilakukan penerbitan edisi terbaru dengan penambahan jumlah bahasa yang berhasil diidentifikasi. Sampai dengan tahun 2011 telah berhasil diidentifikasi sejumlah 514 buah bahasa, itu artinya telah terjadi penambahan sejumlah 72 buah bahasa dari 442 buah bahasa yang dimuat dalam edisi awal buku ini.

            Informasi kebahasaan yang diidentifikasi dalam buku ini sebagian besar belum sampai menggambarkan variasi dialektal dari bahasa-bahasa yang teridentifikasi, karena sebagian besar pengambilan datanya masih terbatas pada satu daerah pengamatan untuk satu bahasa. Namun, penelitian ini menggunakan satu parameter metodologis yang sama baik pada tahap pengumpulan maupun analisis data untuk keseluruhan daerah sampel penelitian. Itu sebabnya, tidak mengherankan jika pada penelitian lain ditemukan informasi yang menyatakan bahwa isolek Sekar dan Onim di Papua, isolek Adonara dan Lamaholot diidentifikasi sebagai masing-masing bahasa yang berdiri sendiri (SIL, 2006), padahal berdasarkan penghitungan dialektometri isolek Sekar dan Onim hanya berbeda dialek, sehingga merupakan sebuah bahasa yang sama. Begitu pula isolek Lamaholot dan Adonara merupakan satu bahasa yang sama, jadi, hanya berbeda dialek. Dalam buku ini, keempat isolek itu diidentifikasi sebagai dua bahasa yang berbeda, bukan empat bahasa yang berbeda. Patut ditambahkan, bahwa informasi kebahasaan yang terkait dengan sebaran geografis bahasa-bahasa tertentu yang tidak terkonsentrasi dalam satu wilayah teritorial disajikan secara utuh, dalam arti semua lokasi pemakaian bahasa tersebut dijelaskan, misalnya bahasa Jawa yang sebaran geografisnyatidak hanya ditemukan di Pulau Jawa, tetapi juga terdapat di luar Jawa. Oleh karena itu, buku ini tidak hanya menggambarkan peta bahasa, tetapi juga menggambarkan peta sebaran migrasi etnis-etnis tertentu di Indonesia.